SIKKA VICTORYNEWS - Gubernur NTT Viktor Laiskodat meminta seluruh Kepala Desa di NTT, agar tidak kaku dalam memanfaatkan dana desa dalam membangun desanya masing masing.
Seperti halnya dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) 40 persen pada setiap desa. Apabila kepala keluarga miskin tidak mencapai 40 persen maka sisanya bisa digunakan untuk program pemberdayaan.
Demikian penegasan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat dalam rapat, bersama para kepala desa dengan tema Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Provinsi NTT, Minggu 10 September 2022.
Baca Juga: Gubernur NTT Kunjungi Rest Area Bendungan Nebe Berkonsep Agrowisata
"Saat ini 40 persen dari dana desa untuk BLT untuk setiap desa. Kalau yang miskin tidak sampai 40 persen jangan dipaksakan, bisa dimanfaatkan untuk pemberdayaan," kata Gubernur Laiskodat.
Hal itu desa bisa koordinasikan dengan Kabupaten dan provinsi NTT agar disampaikan ke Kementerian Desa dan bila perlu disampaikan ke Presiden dan Wakil Presiden sebagai langkah penanganan inflasi.
"Kalau orang miskin tidak sampai 40 persen jangan paksakan. Koordinasi dengan provinsi dan saya akan menghadap Mentri Desa, bila perlu saya menghadap bapak Presiden," ujarnya.
Baca Juga: BPK RI Ambil Alih Dugaan Korupsi Dana BTT 2021 BPBD Sikka, Ada Apa?
Rapat GNPIP itu dihadiri oleh Bupati sedaratan Flores, Lembata dan Alor, seluruh camat dan Kepala Desa se Kabupaten Sikka yang berlangsung di aula lantai 3 Kantor Bupati Sikka.
Kegiatan itu sebagai tindak lanjut pertemuan Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP), Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang dipimpin Presiden Jokowi 18 Agustus 2022 lalu di Jakarta.
Dimana dalam pertemuan itu Presiden TPIP dan TPID 2022 diinstruksikan untuk perkuat sinergi di pusat dan daerah dengan menitik beratkan pada 5 strategi menjaga stabilitas pangan dan daya beli masyarakat.
Baca Juga: Gubernur dan Bupati Se-Daratan Flores, Lembata, Alor Dipastikan Hadiri Panen Perdana Cabe di Sikka
Oleh karena BI NTT memfasilitasi seluruh Kabupaten Kota di NTT untuk pengembangan tanaman hortikultura sebagai salah satu cara menjaga stabilitas pangan dan daya beli masyarakat.
Dimana untuk tanaman hortikultura di NTT terbagi dalam tiga region, yakni region Timor meliputi Sabu, Rute dan Pulau Timor. Region Flores, Lembata dan Alor, Serta Region sedaratan Sumba.***