253 Ekor Babi Mati di NTT Terserang ASF, Keswan Provinsi Bagikan 39.200<span Liter Disinfektan

- Jumat, 27 Januari 2023 | 12:18 WIB
Kabid Keswan Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi NTT Melky Angsar dalam kegiatan TOT di Sikka Jumat (27/1) siang (Sikka.victorynews.id/Yunus Atabara)
Kabid Keswan Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi NTT Melky Angsar dalam kegiatan TOT di Sikka Jumat (27/1) siang (Sikka.victorynews.id/Yunus Atabara)

SIKKA, VICTORYNEWS - African Swine Fever (ASF) menyerang ternak babi di NTT, akibatnya 253 ekor babi mati di 7 Kabupaten Kota di NTT

Atas kondisi itu, Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTT, siapkan 39.200 liter disinfektan secara gratis.

Baca Juga: PPL Bekali Petani dengan Insektisida Siklon, Basmi Ulat Grayak

Demikian dikatakan Kabid Keswan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTT, drh. Melky Angsar, kepada sikka.victorynews.id Jumat (27/1) siang.

"Kami terus mengedukasi, peternak babi dan siapkan 39.200 liter disinfektan yang secara gratis," kata Melky.

Sebanyak 253 ekor babi mati, tersebar di 7 Kabupaten Kota, yakni Kota Kupang 35 ekor dan Kabupaten Kupang 75 ekor.

Baca Juga: Ikan Tongkol Limpah di Sikka, Hanya Rp 10 Ribu Per Kantong Plastik Biru

Selain itu di Kabupaten Sumba Barat 1 ekor, Kabupaten Sumba Barat Daya 22 ekor, Kabupaten Ende 21 ekor, Kabupaten Sikka 44 ekor dan Kabupaten Flotim 33 ekor.

Bidang Keswan Provinsi NTT, selain bagi disinfektan dan edukasi masyarakat juga berkolaborasi dengan peneliti dan LSM untuk meneilit virus ASF di NTT.

Meningat interaksi dan distribusi ternak babi di NTT sangat tinggi, maka seluruh peternak dan juga pedagang untuk tidak melakukan mobilisasi ternak babi yang sakit.

Baca Juga: Lima Sampel Ternak Babi di Sikka Positif ASF, Ini 4 Poin Penegasan Bupati Sikka

Selain itu, melakukan boisecurity dengan melakukan penyemprotan kandang ternak babi dengan disinfektan serta memperhatikan kebersihan makanan ternak babi.

Selain itu kepada setiap ternak babi agar tidak diberikan makanan sisa khususnya dari sisa makan yang diproduksi dari bahan daging babi.***

Editor: Yunus Atabara

Tags

Terkini

Sekali Panen Cabai, Petani Boawae Raup Rp150 Juta

Sabtu, 30 April 2022 | 22:14 WIB

Bergandengan Tangan Bangun Jamkrida NTT

Sabtu, 29 Januari 2022 | 14:53 WIB

Pedagang di Kota Kupang Takut Rugi Jual Minyak Goreng

Sabtu, 29 Januari 2022 | 14:37 WIB

PT Angkasa Pura I Bantu Pelaku UMKM

Sabtu, 29 Januari 2022 | 13:58 WIB
X