SIKKA, VICTORYNEWS - Meningkatnya produksi panen tomat dikalangan petani hortikultura di Kabupaten Sikka membuat harga turun drastis hingga Rp 2.000 per kilogram.
Petrus Nong Lalang, Manager Moeda Tani Farm kepada sikka.vicgorynews.id Kamis 8 September 2022 mengatakan terjadi over produksi panen tomat membuat harga tomat anjlok.
"Terjadi over produksi hasil panen tomat membuat harga anjlok hingga Rp 2.000 per kilogram, di pasar lokal," kata Nong Lalang.
Baca Juga: Pasca Kenaikan BBM, Polres Sikka Patroli Rutin di Setiap SPBU di Sikka
Alumni pertanian di Jepang itu menilai terjadinya over produksi tomat, akibat banyaknya petani tomat yang ramai ramai tanam tanpa memperhitungkan harga tomat di pasar lokal.
"Semua tanam tomat tetapi kurang memperhitungkan masa panen hingga terjadi over produksi," kata Nong Lalang.
Lalang menjelaskan, Moeda Tani Farm kali ini panen tomat di atas 10 ton. Yang mana setiap hari produksi kisaran 500 kilogram yang harus dijual di pasar pasar lokal di Kota Maumere.

Akibat anjloknya harga tomat di pasar lokal di Kota Maumere memaksa Moeda Tani Farm mencari peluang pasar di Larantuka Flores Timur dan Lewoleba Kabupaten Lembata.
Dimana lanjut Lalang, harga pasaran per kilogram di Larantuka dan Lembata untuk minggu ini, berada pada kisaran Rp 6.000 hingga Rp 7.000 di tingkat pengepul.
Baca Juga: Tujuh Bulan Bertugas, Pangdam IX Udayana, Copot dan Pecat Dua Dandim di NTT
"Kalau di Larantuka dan Lembata harga tomat masih kisaran Rp 6.000 sampai Rp 8.000 ribu per kilogram di tingkat pengepul," kata Lalang.
Menurut Lalang saat ini Moeda Tani Farm setiap hari kirim 800 kilogram tomat ke Larantuka Flores Timur dan Lewoleba Lembata.
Mick anggota kelompok Moeda Tani Farm menjelaskan anjloknya harga tomat sejak pertengahan Bulan Agustus hingga saat ini, membuat petani horti rugi.
"Setiap hari kita panen tomat hampir satu ton, lalu kita jual dengan harga Rp 2.000 per kilogram, jelas rugi karena tidak tutup dengan biaya operasional," ujarnya.